Sabtu, 21 Desember 2013

Cerpen Sekolah Kamis Ini


Cerpen Sekolah Bersambung

 

ketika orang-orang sedang sibuk bergelut dibalik selimutnya, seorang gadis terbangun dari tidurnya. ia menyingkap selimutnya lalu segera mengambil wudhu. terdengar gemericik air diruangan berukuran 2x3 meter itu.
gadis itu segera menunaikan ibadah sebagai tiang dalam agamanya. namun sesekali ia masih menguap karena porsi tidurnya yang bisa dibilang kurang dibandingkan orang-orang lain. terkadang pikirannya juga melayang kemana-mana, tak tahu apa yang difikirkan gadis berusi 15 tahun itu. pikirannya kalut sehingga seringkali ia mengulang bacaan shalatnya yang berselewengan kemana-mana.
vion azelia. itulah nama gadis itu. ia tinggal bersama kedua orang tuanya. namun karena urusan pekerjaan, orang tuanya kerapkali pergi keluar kota dan menitipkan anak-anaknya itu pada nenek mereka. selain ia dan adiknya terdapat pula saudara sepupu dari mereka yang turut tinggal di rumah itu.
vion segera bersiap-siap pergi ke sekolah. memakai pakaian dan sarapan seadanya. ia tampak tak begituu bersemangat menyantap makanannya, entahlah karena apa. mungkin karena ia merasa bosan karena sarapan yang disediakan neneknya selama lima hari berturut-turut ini masih sama, nasi goreng. ataukah ia sedang tidak enak badan sehingga tidak memiliki nafsu makan mengingat kondisi tubuhnya yang memang telah melemah sejak beberapa hari yang lalu. ataukah karena sedang banyak beban yang terpikul di pundaknya? entahlah, hanya ia yang tahu.
ketika sedang memasukkan bekal makanan ke dalam tasnya, ia baru teringat akan tugas yang diberikan kepada ia sebagai seorang sekretaris di organisasinya. dengan cepat ia keluarkan laptopnya, dan mencari file-file yang berisi daftar nama-nama anggota dan kegiatan yang dilakukan dalam organisasinya itu.
vion memang gadis yang pelupa, kerapkali ia harus kembali kelantai empat sekolahnya karena lupa mengambil buku untuk dipelajarinya karena ada tugas besok. ia juga sering lupa meletakkan kunci lokernya, padahal hampir semua bukunya ia simpan di dalam loker itu. alhasil ia terpaksa meminjam sana-sini buku temannya.
selain pelupa vion juga pemalas. pagi ini saja ia tidak keramas pergi kesekolah. huh memalukan sekali bukan? bagaimana kira-kira tanggapan teman-temanya akan bau kepalanya itu? ia juga malas membawa baju olahraganya pulang sehingga jika kalian mencium baju olahraganya kupastikan kalian akan muntah pada saat itu juga. dan satu lagi, ia sangat sangat malas menyisir rambutnya, bahka tidak diketahui kapan terakhir kali ia menyisirnya, seminggu yang lalukah? sebulan yang lalukah? setahun yang lalukah? atau seabad yang lalu? ok baik yang terakhir itu lupakan saja, karena sangat tidak mungkin ia tidak menyisir rambutnya sejak seabad yang lalu mengingat umurnya saja baru berapa sekarang.
setelah mengprint tugas tadi ia segera menuju sekolahnya, dikarenakan waktu terlambat semakin mendekat, ia semakin mempercepat langkahnya ketika telah sampai disekolah.
nafas terengah-engah memenuhi seperampat suara dari ruangan yang didominasi warna putih hijau itu, seorang gadis baru saja sampai dari perjuangannya melawan anak-anak tangga yang jumlahnya puluhan disekolahnya. dan itu bukan hanya dilewatinya sekali saja melainkan berbelas-belas kali dalam satu hari. dan bisa kalian bayangkan bagaimana penatnya melewati tangga-tangga itu dalam tiga tahun? pasti sangat melelahkan.
lapangan olahraga telah dipenuhi oleh beratus-ratu murid di SMA Floria. meskipun ini adalah hari kamis, tetapi lapangan akan sealau penuh disetiap kamisnya. mengapa? karena di SMA itu selalu diadakan senam pagi setiap hari kamisnya. dua orang anak manusia tampak celingak-celinguk mencari barisan kosong untuk mereka.
“Nis, disana kosong tuh!” seorang gadis berkacamata menunjuk salah satu barisan kosong diantara ramainya orang-orang disana
“yapp, ayo Vi” temannya yang satu lagi segera menarik-narik lengan baju teman berkacamatanya tadi, berusaha agar temannya itu mengikuti langkahnya
“eh Vi, ada ‘kamus’ tuh” ujar gadis yang bernama Niska tadi seraya melirik ke salah satu sudut di lapangan itu
“eh cie ciee, ngeliat aja kamu!” ledek gadis dengan nama Vion
“iya dong” jawab Niska lagi
“eh kemaren aku kesal banget sama si Fandi” ujar Niska setelah jeda beberapa menit dari berbicaranya
“kenapa?”
“iya masak dia kan kesel sama mantan pacarnya yang namanya Yuni itu, tapi dia marah-marahnya sama aku. giliran aku kesel sama ‘kamus’ terus ngelampiasin kemarahan aku ke dia, dia malah ngambek,  gak mau nyapa aku” ujar Niska lagi sambil memanyun-manyunkan bibirnya
“haha cobaan hidup emang berat sob” Vion menjawab seraya menggerak-gerakkan tangannya kesana kemari. penyakit authisnya memang kadang kambuh tak mengenal tempat.
“huh, lagian aku bingung sana Fandi, kan dia sama Yuni udah putus, eh giliran Yuni move on ke cowok lain, masak dia marah”
“hhhhh” Vion hanya menjawab dengan kekehan kecil akibat ocehan teman jangkungnya yang satu itu. ia sudah cukup maklum kalau Niska dan Fandi sudah kerap kali berkelahi, tapi besoknya mereka akan kembali seperti semula seolah tak terjadi apa-apa.
“eh senamnya udah mau dimulai tuh, kamu baris didepan aku” Niska mendorong-dorong tubuh Vion ke depannya sambil melotot yang sebenarnya tidak ada seram-serramnya mengingat wajahnya yang terlihat seperti anak kecil. hahaha.
“aishh, minggu depan kamu yang di depan” jawab Vion juga sambil melototkan matanya. mereka saling melotot dan berakhir dengan acara tinju-tinjuan kecil lalu tertawa bersama. huh, sungguh kiamat sudah dekat, mengapa ada orang seperti mereka dimuka bumi ini. semakin memperbanyak daftar nama-nama orang kurang waras saja :V
matahari yang tadinya berada di ufuk timur kini telah bergerak kebarat mengikuti bumi yang terus berputar. cuaca cukup cerah hai itu, tapi tidak dengan hati Vion. ia juga tak tahu mengapa ia merasakan hal ini. tetapi ia merasa terkucilkan ketika Niska telah berkumpul dengan teman-teman dekatnya yang sebenarnya juga adalah teman-temannya. Niska yang ramah dengan mudahnya  bisa bergaul dengan Fandi, Zicky, Vinsent, Difa, Luki, dan Rega.  mereka adalah teman-teman dekat Vion dan Niska. tetapi meskipun ia kadang merasa terkucilkan tetapi ia sudah cukup merasa senang dengan pertemanan ini. karena ketika ia sedang merasa demikian, Niska sering membalik badannya ke belakang dan mengajak Vion agar jalan bersejajar dengannya. memang dasar vionnya saja yang tidak mau.
delapan sekawan itu juga sering pergi sholat kemushola bersama, tetapi berhubung Rega sedang sibuk dengan tugasnya, Vinsent sedang sakit, Niska dan Luki yang sedang tidak bertegur sapa,  serta Zicky dan Difa yang entah kemana, mereka  hanya pergi bersama Fandi.
sepanjang perjalanan menuju musholla Fandi dan niska berjalan duluan meninggalkan Vion beberapa meter dibelakang mereka. sebenarnya Vion memang sengaja berjalan dibelakang. disamping karena ia memang kurang percaya diri berjalan duluan, ia juga ingin memberi ruang untuk Fandi dan Niska. entahnlah, ia melihat Fandi agak berubah semenjak insiden tidak tegursapanya ia dengan Niska. fandi lebih terlihat perhatian kepada Niska. ia dengan setia  menunggu Niska setiap ingin ke musholla. menunggunya lagi ketika selesai sholat. dan ia tujuh kali lipat lebih rajin kekelas Vion dan Niska setiap hari dibanding biasanya.
hal ini cukup membuat Vion menaruh pendapat bahwa Fandi mulai menyukai Niska. bukankan banyak di film-film maupun dinovel-novel kejadian tentang sahabat yang menjadi cinta. inilah yang menjadi dasar pemikiran Vion tadi.
vion merasa gembira akan hal itu. bukan karena ia turut senang akan cinta yang mulai tumbuh itu, melainkan karena ia punya olok-olokan baru untuk Niska. Vion memang suka mengolok Niska tentang cowok-cowok yang sedang dekat dengannya. sekitar beberapa bulan yang lalu ia pernah mengolok Niska dengan Luki. waktu itu Niska memang sedang mabuk kepayang oleh Luki. Vion yang memang jahil itu tidak akan membuang percuma kesempatan emas ini. meskipun pada kenyataannya, teman-teman yang lain juga suka mengoloknya, tapi Vion adalah yang paling sering, ia dengan rajinnya mengolok-olok Niska yang sukses membuat gadis bertubuh tinggi itu salting tingkat dewa.
beberapa hari setelah kejadian mabuk kepayang itu, Niska menjadi sering galau. kerapkali ketika sedang bersama Vion, ia melamun sendiri dan terkadang juga menyanyi-nyanyi tak jelas sambil berteriak-teriak, tak lupa pula matanya yang selalu melirik ke arah Luki. Vion sebenarnya tahu apa yang menjadi alasan temannya mengalami sakit jiwa nomor 22 itu. apalagi kalau bukan Mifda, gadis yang disayangi oleh Luki.
tetapi masa-masa galau Niska tidak berlangsung lama. ia sudah move on katanya. dan kalian tahu siapa yang menjadi korban move on niska? tak tahu? oh ya sudah. karena para pembaca sekalian tidak mengetahuinya, saya sebagai penulis yang baik hati, suka menolong, dan rajin menabung akan memberitahunya. orang itu adalah Rega. yapp, betul sekali. ER E GE A. REGA. salah satu dari teman Niska dan Vion.
“rega itu orangnya ganteng, pintar dikelas, rajin beribadah, pintar main musik, suaranya bagus, lucu lagi..” begitulah kurang kurang pendeskripsian menurut Niska ketika Vion memaksanya untuk mendeskripsikan Rega. bagaimana menurut kalian? nyaris sempurna? tidak juga.
semenjak Niska membiarkan Rega mengetuk pintu hatinya, ia semakin tak karuan. penyakit gilannya langsung naik ke tingkat 9. sungguh mengagumkan. jika dahulu ia hanya menyanyi dan berteiak tak jelas saja maka sekarang ia menyanyi lalu tertawa lalu berteriak, menangis, marah, mengamuk, menyanyi lagi, tertawa lagi, berteriak, menangis, marah, dan mengamuk lagi. untung saja Vion telah menyiapkan sumbat telinga untuk mengantisipasi takut-takut terjadi sesuatu pada kedua telinga kesayangannya. bahkan terkadang Vion harus membawa pil tidur untuk menghindari hal-hal buruk yan akan terjadi padanya. meskipun begitu, pada waktu-waktu tertentu Vion juga akan menjadi lebih gilanya dengan Niska. mereka berteriak kesana kemari lalu memukul-mukul dinding sambil tertawa-tawa. oh tuhan!
selain menyukai Rega, diam-diam Niska juga menaruh perasaan terhadap Zicky. entah sejak kapan perasaan itu tertanam, yang jelas semenjak dewi amor menancapkan panah cinta kejantung Niska, ia jadi sering memikirkan pria berkumis tipis itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar